PROPOSAL
BANTUAN ALAT
TANGKAP IKAN
KELOMPOK
NELAYAN
MANATOL
DESA WAI IPA
No : 01/KNPW/V/2017
Lamp : 1 (Satu) Berkas
Hal : Mohon
Bantuan
Kepada
Yth:
Bapak
Kadis Kelautan dan Perikanan
Kab.
Kep. Sula
Di
Tempat
Assalamualaikum,
Wr.Wb
Dengan
Hormat,
Dalam upaya peningkatan penangkapan
produksi usaha tangkap perikanan di Desa Wai Ipa Kecamatan Sanana Kabupaten Kepulauan
Sula, maka dengan ini kami dari Kelompok Nelayan Pante Wai Ipa, Desa Wai Ipa mengajukan
permohonan berupa alat tangkap perikanan untuk nelayan.
Oleh karena itu sudi kiranya Bapak
dapat mengabulkan permohonan kami ini
dan, guna meningkatkan hasil tangkap nelayan dan meningkatkan perekonomian
serta kesejahteraan pada kelompok kami.
Demikianlah surat permohonan ini kam
buat, dengan disertai proposal sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak dan atas
bantuan dan pertimbangan dari Bapak diucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum,
Wr.Wb.
Pengurus Kelompok Nelayan Manatol
Desa Wai Ipa
Wai
Ipa, 15 Juni 2017
Ketua Sekretaris
Fauji
Ipa Jumadi Buamona
Mengetahui
Pemerintahan
Desa Wai Ipa
ADISEN IPA
Kepala Desa

BANTUAN ALAT
TANGKAP IKAN
KELOMPOK
NELAYAN
PANTE WAI IPA
DESA
WAI IPA
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah perairan
mencapai tiga perempat dari total luas wilayah, mempunyai kekayaan sumber daya
kelautan dan perikanan yang melimpah dan dapat menjadi andalan untuk mendukung
pembangunan nasional. Pembangunan kelautan dan perikanan tersebut dilaksanakan
untuk mewujudkan 3 (tiga) misi utama, yakni: (1) kedaulatan (sovereignity), (2)
keberlanjutan (sustainability), dan (3) kesejahteraan (prosperity). Salah
satu sub sektor yang mempunyai peran penting dalam menunjang pelaksanaan
pembangunan kelautan dan perikanan adalah perikanan tangkap. Sub sektor ini
sangat strategis sebagai penyedia bahan
pangan bergizi, lapangan perkerjaan bagi masyarakat serta memberikan kontribusi
dalam menghasilkan penerimaan negara.
Kabupaten kepulauan sula memeliki potensi keluatan dan
perikanan yang sangat beragam dan dikatagorikan sebagai perikanan rakyat,
perikanan rakyat ini Karena sebagaian masyarakat kabupaten kepulauan berprofesi
sebagai masyarakat nelayan dan menempati wilayah pesisir. Dengan potensi laut
yang begitu Beragam sudah barang tentu memberikan nilai ekonomi kepada nelayan
kecil ditingkat desa dan khusnya nelayan di desa wai ipa, kami yang tergabung
dalam kelompok nelayan pante wai ipa desa wai ipa saat ini masi memiliki pendapatan
ekonomi yang masi sangat rendah olehnya itu kami melihat usaha perikanan
sebagai peluang untuk dapat meningkatkan taraf ekonomi keseharian kami dan
mendorong program pemerintah daerah untuk menjadikan kabupaten kepulauan sula
sebagai daerah industri khusnya di sektor perikanan sebagaimana instruksi
Presiden INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik nelayan, pembudidaya, pengolah
maupun pemasar hasil perikanan, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan
meningkatkan devisa negara dengan ini menginstruksikan Kepada: Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 2. Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman; 3. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 4. Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; 5. Menteri Dalam Negeri; 6. Menteri
Luar Negeri; 7. Menteri Keuangan; 8. Menteri Perhubungan; 9. Menteri
Perindustrian; 10. Menteri Perdagangan; 11. Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral; 12. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 13. Menteri Badan
Usaha Milik Negara; 14. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; 15.
Menteri Kelautan dan Perikanan; 16. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah; 17. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 18. Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia; 19. Jaksa Agung Republik Indonesia; 20. Kepala Badan
Keamanan Laut; 21. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 22. Kepala Badan
Nasional Pengelola Perbatasan RI; 23. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan;
24. Para Gubernur; dan 25. Para Bupati/Walikota. Untuk:
PERTAMA: Mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara
terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing Kementerian/Lembaga untuk melakukan percepatan pembangunan
industri perikanan nasional, melalui: a. peningkatan produksi perikanan
tangkap, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan; b. perbaikan distribusi dan
logistik hasil perikanan dan penguatan daya saing; c. percepatan penataan
pengelolaan ruang laut dan pemetaan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia (WPPNRI) sesuai dengan daya dukung dan sumber daya ikan dan pengawasan
sumber daya perikanan; d. penyediaan sarana dan prasarana dasar dan pendukung
industri perikanan nasional; e. percepatan peningkatan jumlah dan kompetensi
sumber daya manusia, inovasi ilmu pengetahuan, dan teknologi ramah lingkungan
bidang perikanan; f. percepatan pelayanan perizinan di bidang industri
perikanan nasional; dan g. penyusunan rencana aksi percepatan pembangunan
industri perikanan nasional.
KEDUA: 1. Menteri Kelautan dan Perikanan melakukan: a.
evaluasi peraturan perundang-undangan yang menghambat pengembangan perikanan
tangkap, budidaya, pengolahan, pemasaran dalam negeri dan ekspor hasil
perikanan, dan tambak garam nasional; b. penyusunan road map industri perikanan
nasional, penetapan lokasi, dan masterplan kawasan industri perikanan nasional
sebagai proyek strategis nasional; c. pelaksanaan pembangunan sarana dan
prasarana perikanan di kawasan industri perikanan nasional dan mengundang
investor dalam dan luar negeri; d. peningkatan produksi perikanan tangkap dan
budidaya untuk mendukung ketersediaan bahan baku industri dan konsumsi; e.
perluasan pelaksanaan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN); f. perluasan
jejaring untuk perdagangan internasional; g. peningkatan konsumsi ikan
nasional; h. peningkatan skala usaha nelayan, petambak garam, pembudidaya ikan,
pengolah dan pemasar hasil perikanan skala usaha kecil dan menengah secara
terkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait. i. percepatan penerapan
sistem jaminan mutu, keamanan hasil perikanan, dan nilai tambah; j.
penyederhanaan perizinan dan pendelegasian kewenangan perizinan/non perizinan
melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu; dan k. percepatan penerbitan izin
penangkapan, pengolahan, pengangkutan, pemasaran, dan pemasukan ikan; l.
penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perikanan untuk
melaksanakan kegiatan usaha industri perikanan nasional yang bersifat
perintisan dan strategis dalam penangkapan, pembudidayaan, pengolahan, dan
pemasaran ikan, operator logistik (pengadaan, penyimpanan, pengangkutan, dan
distribusi), perbenihan, pakan, dan pengelolaan sentra kelautan dan perikanan
terpadu; dan m. pengusulan operasional kegiatan industri perikanan nasional
yang bersifat rintisan dalam bentuk public service obligation (PSO). 2. Menteri
Perhubungan melakukan: a. evaluasi peraturan perundang-undangan yang menghambat
pengembangan industri perikanan nasional; b. penyediaan sarana dan prasarana
yang mendukung pengembangan industri perikanan; c. peningkatan transportasi
bahan baku industri perikanan, baik darat dan laut untuk koneksitas antar
pulau-pulau kecil terluar dan terisolasi; d. penyediaan fasilitas untuk bongkar
muat hasil perikanan di setiap pelabuhan umum; e. penertiban pelabuhan
tangkahan; f. penambahan jumlah pelabuhan ekspor hasil perikanan; g. penyediaan
transportasi khusus yang efisien dan insentif untuk distribusi hasil perikanan;
h. penyediaan kriteria spesifik dan dukungan perizinan untuk operasionalisasi
kapal pengolah ikan dan kapal pengangkut ikan hidup; dan i. penyederhanaan
perizinan dan pendelegasian kewenangan perizinan/nonperizinan terkait
pengembangan industri perikanan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 3.
Menteri Perindustrian melakukan: a. evaluasi peraturan perundang-undangan yang
menghambat pengembangan industri perikanan nasional; b. percepatan pembangunan
industri nonproduk pangan berbahan baku ikan dan rumput laut; dan c. percepatan
pembangunan industri bahan penolong untuk kebutuhan industri perikanan
nasional. 4. Menteri Perdagangan melakukan: a. peningkatan dan perluasan pasar
di luar negeri untuk produk perikanan nasional; b. pemberian fasilitas dan
kemudahan akses bagi pengekspor produk perikanan nasional dan pengimpor, alat
dan mesin perikanan, dan bahan penunjang industri pengolahan; c. penyempurnaan
regulasi ekspor dan impor yang berkaitan industri perikanan nasional; dan d.
peningkatan daya saing ekspor produk perikanan melalui penurunan tarif bea
masuk di negara tujuan. 5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan: a.
penjaminan ketersediaan pasokan energi terutama listrik untuk sistem rantai
dingin dan industri pengolahan hasil perikanan; b. penyediaan energi
alternatif, untuk pasokan listrik di daerah-daerah terpencil yang menjadi
kawasan pengembangan industri perikanan nasional terutama skala kecil dan
menengah; c. penjaminan ketersediaan bahan bakar minyak di sentra perikanan;
dan d. penyediaan dan pendistribusian Liquefied Petroleum Gas sebagai energi
alternatif untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil. 6. Menteri Keuangan
melakukan langkah-langkah untuk menyediakan skema pembiayaan khusus dalam
pembangunan industri perikanan nasional, pengenaan pajak ekspor bahan baku
mentah, penambahan penyertaan modal negara pada BUMN bidang Perikanan dan BUMN
lainnya untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perikanan nasional, dan pemberian
dukungan terhadap operasional kegiatan industri perikanan nasional yang
bersifat rintisan dalam bentuk public service obligation (PSO). 7. Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun sarana dan prasarana pendukung
industri perikanan nasional, terutama pelabuhan perikanan, prasarana budidaya,
penyediaan air bersih, perumahan nelayan, dan peningkatan aksesibiltas sentra
perikanan ke pusat perdagangan setempat. 8. Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi mengembangkan teknologi terapan penangkapan, budidaya, dan
pengolahan perikanan nasional yang mendukung kearifan lokal dan konservasi
sumber daya perikanan yang keberlanjutan. 9. Menteri Badan Usaha Milik Negara
meningkatkan kemampuan Badan Usaha Milik Negara bidang perikanan untuk pengembangan
kegiatan penangkapan, pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran ikan. 10.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah memberikan percepatan pembentukan
dan pembinaan kelembagaan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil
perikanan, dan petambak garam nasional, termasuk akses dukungan permodalan. 11.
Menteri Dalam Negeri mengoordinasikan para Gubernur dan Bupati/Walikota untuk
melakukan dukungan dalam rangka: a. pemetaan lokasi-lokasi industri perikanan
nasional di daerah; b. pengadaan lahan industri perikanan nasional di daerah;
c. penyediaan dukungan data kepemilikan kapal penangkap dan pengangkut ikan
untuk kemudahan evaluasi dan percepatan penerbitan izin penangkapan,
pengangkutan, dan pemasokan ikan; dan d. pengawasan terhadap perizinan dan
pelaksanaan pembangunan industri perikanan nasional. 12. Panglima Tentara
Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung
Republik Indonesia, dan Kepala Badan Keamanan Laut memberikan dukungan dalam
bidang keamanan sumber daya kelautan dan perikanan nasional. 13. Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal melakukan: a. koordinasi guna penyederhanaan dan
pendelegasian kewenangan perizinan/ nonperizinan dalam rangka peningkatan
pelayanan terpadu satu pintu; dan b. koordinasi promosi investasi dan pemasaran
proyek-proyek strategis nasional di sektor kelautan dan perikanan.
KETIGA: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: a.
mengoordinasikan dan menyinergikan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan pembangunan perikanan nasional sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA dan Diktum KEDUA; dan b. mengoordinasikan penyusunan Peraturan Presiden
untuk rencana aksi percepatan pembangunan industri perikanan nasional.
KEEMPAT: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman setelah
berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan,
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia Kebudayaan menyampaikan laporan pelaksanaan Instruksi Presiden ini
paling sedikit sekali dalam 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan kepada Presiden. KELIMA: Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan
penuh tanggung jawab. Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
dikeluarkan.
Tujuan
1. Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Kelompok Nelayan Manatol Desa Wai Ipa
2. Memanfaatkan
Potensi Laut dan Perikanan di desa wai ipa untuk meningkatkan kesehateraan
kelompok nelayan manatol
3. Untuk meningkatkan
gizi keluarga kelompk nelayan manatol desa wai ipa
4. Menjadikan
laut sebagai mata pencaharian kelompok nelayan manatol
5. Meningkatkan
prokduktivitas penagkapan ikan
Jenis
Bantuan Yang Dibutuhkan
1 Unit fiber
1 unit Mesin
15 Pk
Penutup
Demikian hasil pemikiran ini dibuat semoga
mendapat perhatian dan partisipasi yang serius dari Bapak, atas bantuannya, baik
moril maupun materil yang memungkinkan terlaksananya kegiatan yang dimaksud
diatas kami ucapkan terima kasih banyak.
Wai
Ipa, 15 Juni 2017
PENGURUS
KELOMPOK NELAYAN PANTE WAI IPA
DESA
WAI IPA
Fauji Ipa
Ketua

BERITA ACARA PEMBENTUKAN
KELOMPOK NELAYAN PANTE WAI IPA
DESA WAI IPA
Pada hari ini Rabu tanggal Empat
Belas Juni Tahun 2017 telah dilaksanakan musyawarah pembentukan Kelompok
Nelayan Manatol Desa Wai Ipa Kecamatan Sanana
Kabupaten Kepulauan Sula, dengan hasil musyawarah sebagai berikut :
1.
Nama
Kelompok : PANTE WAI
IPA
2.
Pengurus
Ketua : FAUJI
IPA
Sekretaris : SAHYUNAN
BUAMONA
Bendahara : JALIL BUAMONA
3.
Seksi-Seksi
Perencana : JUMADI BUAMONA
Pengawas : ADI IM IPA
4.
Anggota : ( Terlampir
)
Pengurus
Kelompok Nelayan Manatol
Desa
Wai Ipa
Ketua Sekretaris
Fauji
Ipa Sahyunan Buamona
Mengetahui
Pemerintahan
Desa Wai Ipa
ADISEN IPA
Kepala Desa

DAFTAR
ANGGOTA KELOMPOK NELAYAN MANATOL
DESA
WAI IPA
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
PARAF
|
|
1.
|
FAUJI
IPA
|
Ketua
|
…………….
|
|
2.
|
SAHYUNAN
BUAMONA
|
Sekretaris
|
|
……………..
|
3.
|
JALIL
BUAMONA
|
Bendahara
|
……………..
|
|
4.
|
MATANEN
IP
|
Anggota
|
|
……………..
|
5.
|
ADI
IM IPA
|
Anggota
|
……………..
|
|
6.
|
JUMADI
BUAMONA
|
Anggota
|
|
……………..
|
7.
|
BAIM
BUAMONA
|
Anggota
|
……………..
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar